Ketika menghadiri SEOCon 2019 di Jakarta Maret lalu, Ryan Kristomuljono dari Toffee Institute menanyakan kepada audience yang hadir: “Siapa yang belum menggunakan Search Console?” Dengan terpaksa saya harus mengangkat tangan dan mengakuinya. Kemudian ia berkata kepada yang mengangkat tangan: “You have to use it”. Penasaran, saya mengambil smartphone saya dan mengecek apa itu Search Console. Ternyata itu adalah salah satu webmaster tool dari Google yang sebelumnya bernama Google Webmaster Tools. Segera setelah pulang dari SEOCon, saya segera mendaftarkan website ke Search Console. Untuk verifikasi cukup mudah karena diberikan beberapa opsi. Untuk panduan verifikasi resmi dari Google, silakan klik di sini. Dan setelah selesai mendaftarkan, saya mendapat manfaat nya beberapa minggu kemudian.
Saya mengecek queries atau keyword yang memiliki performa baik dari segi CTR dan impressions. Oke, keyword “sinar metrindo perkasa” tentu saja memiliki click terbanyak dan paling atas karena itu nama perusahaan.

Tapi tunggu dulu, “circuit breaker adalah” menempati peringkat kedua dari segi click terbanyak. Lumayan. Coba saya search di Google. Ternyata link artikel saya tidak hanya menempati top of SERP page 1, tetapi juga memperoleh featured snippet! Wow! That is something to celebrate.

Search Console membantu saya mengetahui performa keyword yang belum masuk di daftar keyword tracking saya. Tanpa Search Console mungkin saya baru menemukan keyword yang menjadi featured snippet ini lebih lama. Keyword tracking juga dapat dilakukan melalui Google Analytics, tetapi setelah saya bandingkan kedua hasil dalam periode yang sama, terdapat perbedaan. Jadi untuk hasil yang lebih efektif maka gunakan kedua tool tersebut.
